Puasa Makin Dekat, Pedagang Pakaian Masih Galau
Pantauan di Pasar Gede yang merupakan pasar tradisional terbesar di Kota banjar, Kamis 19 Mei 2016, lesunya bisnis sandang dirasakan pedagang. Hampir semua kios sandang yang menjual pakaian, kerudung, dan lain-lain terlihat sepi pembeli. Meskipun demikian, karyawan maupun pemilik kios yang menunggu di depan kios tidak putus asa menawarkan barang dagangannya kepada orang yang lalu-lalang di depannya. Dari sekian banyak yang ditawari, yang menanggapi jumlahnya sangat sedikit, termasuk yang kemudian terlibat jual beli.
“Sangat berbeda dengan tahun lalu, ketika bulan Rajab menjelang puasa, transaksi sudah meningkat. Namun sekarang ini, sangat sepi. Saya juga tidak tahu apakah ke depan akan semakin laris atau tidak,” ungkap Rasid, pedagang sandang di Pasar Gede Kota Banjar. Dia mengatakan, saat ini seluruh pedagang sudah mempersiapkan stok dagangan untuk menghadapi bulan puasa maupun Lebaran. Sebagain besar barang dagangan masih disimpan di gudang karena penjualannya masih sepi.
“Saya menilai saat ini daya beli masyarakat masih rendah, sehingga lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan primer yakni pangan. Sedangkan barang sekunder seperti sandang, masih diabaikan. Dengan daya beli rendah, tentunya pilih beli makanan dibanding pakaian,” jelasnya.
Rasid membandingkan bulan Rajab tahun ini dengan setahun lalu. Tahun lalu, dalam kurun waktu satu minggu berhasil menjual 5-6 kodi pakaian. Sekarang, satu kodi pun belum tentu habis.
Lesunya transksi perdagangan penjual sandang juga diakui Eneng, pedagang pakaian sandang lainnya. Namun, ia mengaku optimistis penjualannya akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya bulan puasa. “Kami dapat memahami keadaan sedang sulit, sehingga lebih mengutamakan membeli bahan pangan dari pada sandang,” ujarnya.***