Pendidikan Bagi anak-anak korban Gempa Harus Diprioritaskan
Prof Agus mengatakan pula, bahwa kegiatan pendidikan tidak perlu menunggu sampai bangunan sekolah selerai direstotasi setelah rusak akibat bencana alam itu. Kegiatan belajar mengajar, menurut Prof. Agus, bila dilaksanakan di tenda atau bangunan sementara berdinding bilik bambu. ‘’Yang penting aman, dan bisa mengembalikan kegembiraan para siswa,’’ Prof. Agus menambahkan.
Sejauh ini, Agus menyatakan telah melakukan koordinasi internal di PMK untuk kemudian diimplementasikan dalam kordinasi penanggulangan bencana, agar terjadi percepatan dalam hal pelayanan kegiatan pendidikan. ‘’Semua itu tentu ada tahapannya,’’ ujar Prof. Agus pula.
Pada tahap pertama, menurut Prof. Agus, adalah pemulihan , khususnya anak-anak. ‘’Intinya agar anak-anak itu lepas dari rasa takut, cemas dan kuatir. Bikin mereka gembira, merasa aman, terlindungi dan dibutuhkan,’’ guru besar ilmu ekonomi UGM itu menambahkan. Prof Agus menghargai bila ada relawan yang memiliki pengetahuan tentang pemulihan trauma itu datang ke daerah yang terpapar gempa Lombok. “Bila belum ada petugas atau relawan di lokasi, maka orang tua yang bertanggung jawab meringankan anak-anak itu dari trauma gempa. Yang penting peluk dulu mereka, jangan bikin panik, takut atau cemas, dan berikan semangat untuk mereka,” Prof. Agus menambahkan.
Tidak lupa Prof Agus berterimakasih kepada relawan-relawan dan para aparat sipil, TNI dan Polri yang terjun langsung ke lokasi untuk melakukan trauma healing pada generasi muda bangsa itu. “Pasca itu kita akan dampingi agar akses pendidikan dipermudah,” ungkapnya
Pejabat Kemenko PMK itu juga berharap agar para siswa korban bencana tetap optimis untuk meraih pendidikan yang mereka impikan “yang penting, pemerintah pastinya tidak akan mempersulit masalah administrasi di kemudian hari, misalnya ijasah tertimbun, rusak dan terbakar,” kata agus lagi.
Agus mengatakan bahwa “untuk para orang tua, agar tidak jauh-jauh dengan anak mereka, orang tua jangan kalut dulu sehingga melupakan tanggung jawab pendidikan untuk anak-anak mereka baik formal atapun informal. Khusus kepada anak-anak di daerah bencana gempa itu, Prof Agus berpesan sacara khusus buat anak-anak “Tetap tegar dan semangat mengejar pendidikan, akses beasiswa untuk korban bencana gempa pasti akan lebih terbuka,” ujarnya.