Pengelola TWA Gunung Tangkuban Perahu Tak Menghargai Kearifan Lokal
Seorang pegawai keamanan pengelola TWA Gunung Tangkuban Perahu di kawasan Pemandian Keramat Cikahuripan merusak bagian dari monumen Eyang Madfai. Pelaku juga menendang parukuyan (anglo) yang sering digunakan untuk upacara adat dalam budaya Sunda.
Hal tersebut menuai kritik keras dari toko Jawa Barat, Eka Santosa.
Eka Santosa menyatakan, pengrusakan yang dilakukan oknum pegawai pengelola TWA Gunung Tangkuban Perahu, yakni monumen Eyang Madfai (1897-1967) dan parukuyan merupakan tindakan tidak menghargai kearifan lokal.
“Kasus ini harus diusut tuntas hingga jalur pidana karena tindakan pengrusakan merupakan tindakan kriminal,” katanya.
Eka meminta agar PT GRPP selaku pengelola TWA dievaluasi bahkan dicabut izin pengelolaannya oleh Kementerian LHK, jika ada indikasi perusakan tersebut atas perintah manajemen atau pengelola.
Baca Juga: Kisah dan Mukjizat Nabi Ibrahim Alaihissalam
Baca Juga: Pers Sebagai Pilar Keempat Demokrasi