BANDUNG – Puluhan mitra usaha Cipaganti mendatangi kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat di Jalan LL RE Martadinata Bandung, Rabu (1/10). Kedatangan mereka mempertanyakan kelanjutan kasus pidana yang menyeret bos Cipaganti Grup, Andrianto Setiabudi dan kawan kawan.
“Kita mau tahu, kenapa kasus ini tidak juga P-21. Padahal kasus ini sudah lama,” kata Dadi Mulyadi, salah seorang mitra Cipaganti yang jadi korban saat ditemui di Kantor Kejati Jabar. Kedatangan mereka diterima oleh Penkum Kejati Jabar Suparman dan jaksa peneliti kasus Cipaganti Hartawan.
Menurut Dadi, kasus ini telah menyengsarakan mitra di mana uang mitra usaha untuk hidup mereka amblas karena kasus ini. Karena itulah mereka meminta pertanggungjawaban Andrianto dkk untuk segera diseret ke pengadilan. “Kami minta agar kasus pidananya segera disidangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Hartawan menyatakan bahwa kasus ini memang sudah dilimpahkan ke kejaksaan dari Polda Jabar. Namun dikembalikan lagi ke Polda karena ada kekurangan. “Untuk memperkuat di persidangan kita meminta beberapa berkas dilengkapi. Jadi kami harap mitra bersabar dulu,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan 95 mitra melayangkan gugatan melawan hukum terhadap Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) dan 16 pihak lainnya. Gugatan dilayangkan karena tergugat melakukan perbuatan melawan hukum sehingga merugikan mitra secara materiil dan immaterial.
Sidang gugatan digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jln LLRE Martadinata, Rabu (17/9) pekan lalu. Kuasa hukum dari 95 penggugat, Asep Saeful Muhtadi menuturkan, gugatan sudah diterima PN Bandung sejak 20 Agustus 2014, bernomor 382/PDT.G/2014/PN Bdg.
Mereka menggugat 17 pihak, diantaranya KCKGP, Yulia Sri Rezeki Setiabudi selaku pribadi dan Ketua KCKGP periode 2002-2007, Rochman Sunarya selaku pribadi dan Pejabat Notaris serta Ketua KCKGP, Cece Kadarisman selaku pribadi dan Sekretaris KCKGP serta direktur pada perusahaan yang tergabung dalam Cipaganti Grup serta Andianto Setiabudi selaku Pengawas KCKGP periode 2007-2012 dan CEO Cipaganti Grup. ( iwa)
