Setelah pameran terakhirnya, “A Child’s World of Hope and Peace” pada tahun 2008 di Salle de Pas Perdus, Palais des Nations, Geneva, Switzerland (Markas Besar PBB di Jenewa, Swiss), seniman Herry Dim menggelar pameran lukisan dan senirupa Cosmogony pada 12 April -19 Mei mendatang. Pameran yang bertempat di Bale Motekar Universitas Padjajaran, Jalan Banda 40 ini, telah dipersiapkan Herry Dim tak kurang dari empat tahun.
Herry Dim mengungkapkan pameran serta serangkaian acaranya dirancang secara khusus dengan melibatkan sejumlah seniman lain (musik/karawitan, tari, sastra), PT. Telkom Indonesia Tbk, jajaran pengusaha, pakar desain, dan akademisi bidang filsafat seni. Salahsatu yang menarik dalam event tersebut adalah aksi seni “Sehari Ruwatan Bumi” guna menyambut “Hari Bumi se-Dunia” yang jatuh pada tanggal 22 April.
“Pengunjung bisa menyaksikan kreasi terbaru saya, sekaligus bisa pula mengikuti serangkaian acara lainnya yang saling berkait,” ungkap Herry Dim kepada wartawan dalam sesi jumpa pers di Bale Motekar Universitas Padjajaran, Jalan Banda 40, Minggu (29/3).
Senirupa Cosmogony, ungkap Herry Dim, merupakan seni murni dengan kelengkapan nalar filosofis. Di sisi lainnya, lanjutnya lagi, karya terbarunya ini ternyata sangat memungkinkan pula untuk dibuat edisi produksinya sehingga sangat mungkin untuk memasuki wilayah industri kreatif.
Herry menuturkan Cosmogony, atau bisa diserap dalam bahasa Indonesia kosmogoni merupakan sebuah ide yang terkait dengan mitologi-mitologi tua.
“Makna proses atau gerak dinamik yang mengarah kepada kosmologi atau ketataan keberadaan yang kurang-lebih tetap. Merupakan manifestasi diri dalam lukisan-lukisannya dengan kandungan dua teori semesta yang saling berseberangan, yakni teori “Big Bang” dan teori Alam Tetap,” paparnya.
