Tim advokasi pasangan calon bupati dan wakil bupati Cianjur Suratno-Aldwin Rahadian melaporkan kecurangan pemilihan kepala daerah Kabupaten Cianjur yang diduga dilakukan salah satu pasangan calon. Kecurangan ini dilakukan secara masif, sistematis dan menggunakan mesin birokrasi disertai ancaman dan intimidasi.
Tak tangung-tanggung, tim paslon nomer 3 pilkada Cianjur ini mengadu ke berbagai instansi di Jakarta antara lain ke Bawaslu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Satgas Pengawas Netralitas PNS dalam Pilkada yang dibentuk Kemenpan dan RB, dan Pilkada Watch.
“Setelah bukti yang kami dapat lengkap dan akurat, kami melapor langsung ke kantor instansi pusat, hingga ke Kemenpan RB, untuk menunjukkan semua bukti kecurangan. Kami juga telah melaporkan kecurangan ini ke Pilkada Watch Jabar,” kata Tim Advokasi Paslon Suranto-Aldwin Rahadian, Gangan Gunawan SH, saat dihubungi RmolJabar, Senin (23/11).
Dikatakan Gangan, laporan berbagai kecurangan pilkada ke Pusat ini lantaran pengawas pilkada atau Panwaslu Cianjur tidak mampu menjalankan perannya sebagai pengawas sehingga berbagai pelanggaran dan kecurangan berulang kali terjadi bahkan secara terang-terangan.
“Bukti yang kami kumpulkan sebagian besar dari laporan masyarakat yang secara aktif mengumpulkan bukti-bukti kecurangan. Ini artinya warga Cianjur sudah muak dengan kondisi ini. Tidak hanya warga, kami juga banyak mendapat aduan dari PNS yang takut dan gelisah karena diarahkan memenangkan salah satu pasangan calon, padahal mereka ingin netral sesuai ketentuan undang-undang,” tegasnya.
