Pengangkutan Sampah di Bandung Raya Tersendat

Pengangkutan Sampah di Bandung Raya TersendatPengangkutan sampah di wilayah Bandung raya tersendat gara-gara kerusakan alat berat di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu 12 Oktober 2016. Hal itu menyebabkan antrean truk pengangkut sampah menuju TPA mengular sepanjang 5 kilometer dengan waktu tempuh hingga 18 jam dari keadaan normal 3-4 jam.

Kondisi itu diperparah dengan areal TPA Sarimukti yang becek akibat hujan deras. Selain itu, jalan menuju TPA juga banyak tergenang sisa hujan, sehingga menambah panjang antrean truk pengangkut sampah.

“Antrean panjang ini sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Setiap musim hujan, memang selalu ada kendala seperti ini. Namun kali ini paling parah karena kerusakan alat berat yang beroperasi di TPA,” ujar Kepala UPT Kebersihan pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat, Apit Akhmad, Rabu 12 Oktober 2016.

Dua alat berat berupa backhoe dioperasikan di TPA Sarimukti, satu di antaranya untuk menurunkan sampah dari truk ke landasan sampah. Sementara alat berat lainnya untuk meratakan sampah yang sudah menggunung di landasan. Kerusakan alat berat menyebabkan operasional TPA mundur dari biasanya pukul 3.00 WIB menjadi pukul 11.00 WIB. Praktis, truk pengangkut sampah mengantre hingga 5 km dari gerbang masuk TPA hingga ke Masjid Cipatat di Jalan Raya Cipatat.

“Namun, alat berat tadi sudah diperbaiki dan sudah beroperasi kembali. Namun, antrean truk sampah tetap akan terjadi jika hujan terus turun,” ujarnya. Akibat areal TPA yang becek dan kontur tanah yang tidak stabil, truk pengangkut sampah harus mengantre satu per satu menuju lokasi TPA setelah dilakukan penimbangan di gerbang masuk. Biasanya, 4-5 truk pengangkut sampah bisa masuk ke lokasi dalam waktu bersamaan.

Hal itu menyebabkan waktu tempuh truk pengangkut sampah lebih lama untuk membuang sampah ke TPA dan kembali lagi melakukan pengangkutan. Dari Kecamatan Ngamprah saja, truk pengangkut sampah membutuhkan waktu 18 jam menuju TPA dan kembali ke Ngamprah. Biasanya, hanya 3-4 jam.

Apit mengungkapkan, terjadinya antrean panjang truk pengangkut sampah menuju TPA SArimukti tentu saja membuat pengangkutan sampah dari KBB, Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung tersendat. Di KBB saja, hanya 6 truk sampah dengan 6 ritase yang sampai ke TPA dari total 40 ritase yang biasanya dilakukan setiap hari.

“Akibatnya, sampah-sampah banyak yang tidak selesai dibuang ke TPA pada hari itu, sehingga menambah beban angkutan sampah keesokan harinya,” kata Apit. Setiap hari, lanjut dia, ada ribuan ton sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti, terdiri atas 150 ton dari KBB, 200 ton dari Cimahi, dan 1.000 ton dari Kota Bandung. Beberapa bulan terakhir, ditambah sampah dari Kabupaten Bandung pascapenutupan TPA Babakan di Arjasari.

“Dari Kabupaten Bandung setiap hari ada 40 ritase lebih angkutan sampah ke Sarimukti, sehingga volume sampah di TPA semakin tinggi,” katanya. Untuk mengatasi tingginya volume sampah di TPA Sarimukti, menurut Apit, dibutuhkan teknologi yang tepat untuk pengelolaan sampah. Saat ini, Pemkab Bandung Barat tengah menjajaki kerja sama dengan perusahan asal Tiongkok untuk mengelola sampah di TPA Sarimukti. Prosesnya saat ini masih dalam studi kelayakan.

Sementara pada saat yang sama, Bupati Bandung Barat Abubakar dan jajarannya beserta Dirut BUMD PT Multiguna Sarana juga terbang ke Korea Selatan pada 8-12 Oktober ini. Kunjungan mereka ke negeri ginseng guna menjajaki kerja sama untuk menerapkan teknologi insinerator dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung Barat.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *