Sujatmiko Kesal Vidio Anak SD Merokok Jadi Viral

Sujatmiko Kesal Vidio Anak SD Merokok Jadi Viral‬‏Unggahan video yang menggambarkan siswa SD dari Trenggalek, Jawa Timur, mengisap rokok elektrik, mengundang kejengkelan Dr. Sujatmiko, MA., Deputi bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Video tersebut menjadi viral, dan Sujatmiko hanya bisa geleng geleng kepala. “Kok video macam ini diekspos di Media Sosial. Padahal ini mempunyai dampak yang cukup besar bagi anak-anak lainnya. Perbuatannya saja sudah disesalkan, ditambah lagi direkam dan disebarkan,” kata Sujatmiko di Kantor Kemenko PMK di Jakarta, Kamis siang.

Kenakalan anak saat seperti itu sering ditolerir, dianggap dalam batas lumrah. Keluarga dan masyarakat tak melakukan pencegahan. Namun, bagi Sujatmiko, tindakan anak SD mengisap rokok elektrik di depan dua orang temannya itu bukan sebuah lucu-lucuan yang bisa dianggap remeh.

Menurutnya, Keadaan sosial masyarakat saat ini banyak yang salah kaprah. Merokok dianggap sebagai simbol gaya hidup lekaki jantan, dan karenanya sering ada siswa yang dibully kawan-kawannya karena menolak rokok. “Itu keterlaluan. Tak boleh terjadi. Mulainnya mungkin elektrik dulu, lalu rokok konvensional, dan bisa jadi mereka tidak takut untuk mulai coba-coba menggunakan drugs. Banyak orang yang menghisap sabu berasal dari hal-hal kecil semacam ini,” jelasnya.

Kemenko PMK dalam hal ini sudah melakukan langkah koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, khususnya KPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian memberlakukan sekolah bebas rokok dan mendesak Pemerintah Daerah untuk melarang iklan-iklan rokok. “Setiap kegiatan dengan anak-anak tidak boleh ada iklan rokok. Jangan hanya ingin pajaknya tapi juga menjaga anak-anaknya,” tutur Sujatmiko.

Kemudian Sujatmiko menambahkan bahwa fungsi pengasuhan keluarga, sekolah, dan masyarakat harus dijalankan sebaik mungkin. Ke depan, kebijakan-kebijakan bebas rokok perlu sekali di lakukan di seluruh wilayah, terutama dalam menjalankan program sekolah bebas rokok. “Saya yakin jika semua orang tua tidak mungkin ingin anak-anaknya merokok. Karena itu langkah pengawasan dan juga memberikan contoh baik kepada anak adalah hal yang wajib dilakukan,” tambahnya.

Saat ini anak-anak di Indonesia berjumlah cukup besar, 33 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 87 juta jiwa. Jika tidak dijaga baik-baik, maka nasib bangsa kedepan akan mengkhawatirkan. “Siapa lagi yang bisa menjaga anak-anak kalau tidak kita bersama-sama. Saya berharap anak-anak Indonesia sekarang adalah anak-anak yang sehat jasmani dan rohani. Saya percaya jika mereka sehat jasmani dan rohani, maka aset bangsa ini akan membawa Indonesia lebih hebat kedepan,” ungkap Sujatmiko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed