Kemenko PMK Apresiasi Satu Tahun Germas

Kemenko PMK Apresiasi Satu Tahun GermasKementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengapresiasi satu tahun diluncurkannya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Meski tidak menunjukkan hasil yang seketika, Germas dipandang telah memberikan dampak untuk mengubah pola hidup masyarakat yang lebih sehat. “Banyak perubahan yang terjadi berkat Germas, meskipun angka pesakitan masih cukup tinggi tetapi kami optimis bahwa permasalahan kesehatan bisa diatasi,” ucap Deputi bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, dr. Sigit Prio Utomo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Jumat Pagi (17/11/2017).

Sigit mengatakan, sejak 15 November 2016 Germas diluncurkan, ia telah mendorong berbagai upaya agar kualitas kesehatan masyarakat lebih meningkat. Germas hadir di tengah masyarakat yang selama ini terjadi pergeseran pola penyakit, dari penyakit infeksi menular, ke arah penyakit katastropik seperti jantung, gula, ginjal, kanker yang banyak disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Penyakit katastropik ini sangat membebani anggaran masyarakat dan negara. “Pola Hidup masyarakat saat inilah yang mempengaruhi hal tersebut. Karena itu Germas membawa tiga misi penting yakni aktivitas fisik, makan buah-buahan dan sayuran, serta cek kesehatan,” tutur Sigit.

Menurut Sigit, Germas yang mendorong hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi, melakukan olah fisik dan menjaga kebersihan lingkungan, bisa menyumbang kesehatan sebesar 30 persen. Namun, penyumbang kesehatan terbesar 70 persen adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat sendiri, seperti cuci tangan, pakai sabun sebelum dan sesudah makan, gosok gigi, tidak merokok, dan perilaku untuk tidak buang air sembarangan. “Dalam seremoni Gerakan Masyarkat Hidup Sehat itu paling penting, tetapi kalau ditanyakan apakah ini menyumbang kesehatan? Iya menyumbang kesehatan tetapi 30 persen dan yang paling utama adalah PHBS,” Sigit menjelaskan.

Lebih lanjut, Sigit mengungkapkan, Germas itu bukan hanya urusan Kementerian Kesehatan. Karena itu, Kemenko PMK mendorong agar semua instansi pemerintah ikut menggelorakan Germas. “Saat ini perhatian terhadap Germas di instansi-instansi pemerintah terbilang masih di bawah 50 persen, masih rendah, apalagi di daerah-daerah. Setiap Kementerian dan Lembaga harusnya punya perhatian pada Germas,” tuturnya.

Dilain sisi, sebagai pengawal masalah kebijakan kesehatan di Kemenko PMK, Sigit melihat perubahan pola penyakit yang terjadi saat ini diakibatkan pola hidup tidak sehat masyarakat di masa lalu “Beban kesehatan yang terjadi saat ini karena pola hidup di masa lalu yang kurang diperhatikan. Saya yakin, jika kita sudah melakukan tindakan germas, maka akan berimbas di masa yang akan datang,” papar Sigit.

Kemenko PMK dalam hal ini akan terus berupaya mensosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat agar kesadaran masyarakat secara menyeluruh untuk berperilaku hidup sehat benar-benar terwujud. “Semua sektor bisa memiliki andil untuk menuju gerakan masyarakat hidup sehat. Dan gerakan ini sebetulnya adalah gerakan yang sangat murah tetapi dampaknya akan sangat besar sekali dibandingkan dengan kita harus menanggulangi orang yang sakit. Denga gerakan ini kita bisa mencapai pembangunan yang diinginkan,” ujarnya lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed