Lestarikan Teh Indonesia Roemah Kentang Bandung Gelar Pekan Teh Rakyat 2023

Lestarikan Teh Indonesia Roemah Kentang Bandung Gelar Pekan Teh Rakyat 2023

Pekan Teh Rakyat 2023 bertajuk, “Teh Rakyat Ditengah Peluang dan Tantangan”, digelar selama dua hari, Kamis-Jumat, (22-23/6/2023), di Roemah Kentang 1908, Jalan Banda, kota Bandung.

Hadir dalam Pekan Teh Rakyat 2023, Pembina Teh Petani Lestari yang juga salah satu Pemilik Roemah Kentang 1908 Arys Buntara, Perwakilan Asosiasi Teh Indonesia Dr. Atik Dharmadi, Perwakilan Bussiness Watch Indonesia Veronika Ratri, Ketua Koperasi PHRI Jawa Barat Gan Bonddilie, Perwakilan Paguyuban Tani Lestari, Waras Paliant, puluhan para petani teh, dan para buyet teh.

Arys Buntara di sela-sela Pekan Teh Rakyat 2023 mengatakan, pihaknya sangat prihatin, yang mana sebenarnya teh dari Jawa Barat yang dihasilkan para petani teh luar biasa bagus, tetapi karena keterbatasan modal, dan akses, mereka kalah oleh pemain-pemain besar. Oleh karena itu pihaknya mengadakan Pekan Teh Rakyat 2023 yang mengundang para pelaku dan pebisnis teh, baik dari pihak restoran dan hotel, agar mengenal bahwa teh yang ada di Jawa Barat luar biasa.

“Kita juga sangat prihatin, karena lahan teh dari tahun-ketahun menyusut karena tidak ada yang meneruskan sebab dianggap tidak berprospek, karena selama ini petani menjual teh di tengkulak selalu dengan harga murah, oleh karena itu kita bermain di industri hilir memperkenalkan merek-merek teh dari para petani supaya pihak restoran dan hotel tahu bahwa sebenarnya ada teh yang berkualitas,” kata Arys Buntara.

Lebih lanjut Arys mengatakan, teh di China dan Inggris dihargai karena masalah kultur, sedangkan di Indonesia tidak ada kultur minum teh, tetapi teh menjadi minuman harian.



“Kawan saya yang mengambil master tentang teh di China mengungkapkan, di China orang-orang sangat menghargai teh, mulai dari cara penyajiannya yang unik, begitu pula di Jepang juga ada tradisi minum teh, sedangkan di Indonesia minum teh bukan acara yang sakral dan acara yang dihargai, karena dianggap minum teh acara harian,” kata Arys.

Untuk mengangkat teh di Indonesia Arys berinisiatif harus mulai memperkenalkan teh kepada generasi muda, pihak hotel dan restoran, bahwa ia memiliki teh premium dan tehnya tidak kalah dengan teh pemain besar.

Menurut Arys, Jawa Barat adalah provinsi penghasil teh terbesar di Indonesia, dan Jawa Tengah hanya sedikit, jadi ekspor teh ke luar negeri semua tergantung dari Jawa Barat. Apabila lahan teh semakin lama semakin berkurang, maka ekspor teh akan ada gangguan, oleh karena itu dari pemain-pemain teh yang besar banyak mengimpor teh dari vietnam.

Arys Buntara menerangkan, apakah teh dari vietnam itu lebih baik?, tidak juga, jadi teh vietnam itu campuran untuk menaikkan bobotnya, dan teh vietnam itu harganya sangat murah, tetapi untuk rasa, teh dari Indonesia tetap unggul.

“Kami pernah membawa petani-petani teh ke kementerian perindustrian, dan bertemu dengan Dirjen, dan Dirjen sangat kaget karena belum pernah memberi bantuan kepada para petani teh, akhirnya dari pihak Kementerian Perindustrian, mengalokasikan anggaran untuk membuat pabrik teh mini skala rakyat sebanyak empat unit, di antaranya di Pekalongan, Tasikmalaya, Garut, dan Purwakarta, dan kita ingin mengajukan lagi supaya petani ini tidak menjual pucuk basah, karena harga pucuk basah di tengkulak sangat murah, maka kalau teh kita olah sendiri harganya lebih mahal,” kata Arys Buntara.




Roemah Kentang menurut Arys Buntara mengangkat teh dari para petani untuk dijual, dan petani dianjurkan percaya diri bahwa teh mereka bisa dijual di Roemah Kentang dengan harga yang layak karena kualitasnya bagus.

Arys Buntara mengungkapkan, dirinya di dunia teh sebagai Pembina Teh Petani Lestari, “Kami membawahi hampir 40.000 anggota di 14 Kabupaten, dan anggota kami by name by address bukan asal klaim,” tegasnya.

“Kami mendampingi para petani teh sejak 2008 sampai sekarang, kita memberikan pelatihan dan memberikan pendidikan bagaimana berkebun teh yang baik,” ujar Arys Buntara.

Setelah petani berkebun teh dengan baik tetapi menurut Arys Buntara mereka tidak mengerti penjualan, “Akhirnya kami merambah ke hilir dengan membuat booth-booth sebanyak 8 booth namanya Teh Desa Lestari, kita angkat teh petani agar lebih dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

Menurut Arys, selama ini booming kopi memang luar biasa, di mana-mana hampir di seluruh desa membikin kopi, namun lucunya para petani kopi sering menghubunginya karena kebingungan bagaimana cara menjual kopi produksi mereka.




Anak-anak muda banyak yang merasa kalau belum minum kopi belum kekinian, namun saat ini teh mulai terangkat kembali, dibuktikan di gerai-gerai kopi besar sudah menjual teh, karena memang harga teh jauh dari harga kopi, karena kopi yang paling mahal itu kopi luwak yang harganya 2,5 juta rupiah, bahkan termahal di dunia, sedangkan harga teh jenis White Tea harganya bisa mencapai 5 juta rupiah.

“Jadi kalau bermain harga, harga teh itu tidak kaleng-kaleng, bahkan harganya ada yang puluhan juta, kalau kopi tidak bisa menyaingi harga teh,” ungkap Arys Buntara.

Arys Buntara mewakili para petani teh di Jawa Barat dan Jawa Tengah, berharap dengan adanya kegiatan Pekan Teh Rakyat 2023, Kementerian Pertanian, Pemprov Jabar atau instansi terkait, dapat membantu secara sederhana, yakni setiap kantor menggunakan teh dari para petani teh, dan itu sudah sangat membantu, daripada membeli teh dari supermarket atau membeli dari perusahaan teh raksasa.

Terkait marketing teh, Arys Buntara mengungkapkan, pihaknya menggunakan tenaga petani-petani teh, mereka membuat produk teh, dan produknya diberikan kembali ke petani teh untuk dijual ke warung-warung, namun menjual teh ke warung kendalanya luar biasa, ketika petani menjual produk teh ke warung-warung dan toko kelontong animonya bagus dan luar biasa, setelah beberapa saat warung-warung dan toko kelontong tidak mau mengambil lagi produk dari para petani teh, karena pemilik warung diancam oleh para sales lain pemilik warung tidak akan diberikan teh merek-merek tertentu apabila masih menjual produk teh dari para petani teh, akhirnya petani teh terpaksa menjual produk teh dari satu keluarga ke keluarga lain.

Seperti diketahui, Produk teh Indonesia sejatinya menjadi salah satu yang memiliki kualitas terbaik di dunia.

Bagi Indonesia, teh berperan penting sebagai penyumbang devisa negara, pengentasan kemiskinan masyarakat desa, dan pelestarian lingkungan.

Menurut data Kemenko Perekonomian pada tahun 2020, Indonesia menduduki peringkat ketiga belas eksportir teh terbesar dunia yang memasok 45.265 ton teh atau senilai US$ 96.326 ribu.




Hampir separuh (46%) perkebunan teh Indonesia digarap oleh petani, sedangkan 34% dikelola oleh negara dan 20% dikelola oleh swasta.

Meskipun mempunyai area perkebunan terluas, ironisnya produktivitas kebun teh rakyat justru yang paling kecil.

Dari 144.064 ton produksi teh kering Indonesia pada 2020, 40% dihasilkan oleh Perkebunan Besar Negara, 35% oleh Perkebunan Rakyat, dan 25% oleh Perkebunan Besar Swasta (BPS 2021).

Di sisi lain, pengolahan mandiri untuk memotong rantai pasok belum banyak dilakukan oleh kelompok dan koperasi tani.

Alasannya beragam, mulai dari akses modal susah, manajemen kurang, hingga dependensi pada bantuan pemerintah dan lembaga pendamping. Untuk bertahan di tengah himpitan permasalahan tersebut,.perwakilan para petani teh dari 14 kabupaten dari Jawa Barat dan Jawa Tengah berinisiatif melakukan gerakan bersama untuk membentuk Paguyuban Tani Lestari pada tahun 2016.

Tujuan dari pembentukan paguyuban ini untuk mendorong para petani terus meningkatkan pengelolaan dan perawatan kebun teh untuk meningkatkan produktivitas dan menghasilkan pucuk berkualitas. Paguyuban Tani Lestari merupakan forum petani teh dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah yang terbentuk pada pertengahan tahun 2016 atas inisiatif dari Business Watch Indonesia (BWI).




Bersama Paguyuban Tani Lestari, anggota petani berusaha untuk memperbaiki diri melalui serangkaian program pembinaan untuk kemandirian, dengan harapan petani mendapatkan manfaat kebaikan, nilai tambah petani serta perbaikan kehidupan kelompok tani secara berkelanjutan.

Namun demikian, para petani dan Pguyuban Tani Lestari membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk melakukan perbaikan-perbaikan tersebut.

Saat ini Asosiasi Kafe dan Resto (AKAR) Jawa Barat tertarik untuk mendukung para petani teh Indonesia dengan bekerjasama dengan Paguyuban Tani Lestari untuk memasarkan dan mengkampanyekan produk-produk teh petani anggota Paguyuban Tani Lestari.

Pekan Teh Rakyat 2023 di kota Bandung menjadi momen penandatanganan MoU antara AKAR (Asosiasi Kafe dan Resto) dengan Paguyuban Tani Lestari.

Harapannya para petani teh Indonesia dukungan AKAR dapat menginspirasi stakeholder-stakeholder yang lain untuk mendukung para petani teh Indonesia untuk melestarikan sektor teh Indonesia.

Black Adam, Anti Hero yang Doyan Membantai

Tonton Juga Black Adam



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *