BI Prediksi Kredit Investasi Naik

BI Prediksi Kredit Investasi NaikBank Indonesia memprediksikan kredit investasi akan meningkat pada 2014 mengingat banyak dana asing yang masuk ke Indonesia pada tahun pemilu ini, kata Kepala Divisi Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia Wilayah V Jateng-DIY Putra Nusantara Stefanus.

“Kredit investasi ini akan meningkat jika Pemerintah terpilih nanti bisa memberikan kebijakan-kebijakan yang pro-terhadap ekonomi,” jelasnya di Semarang, Senin.

Berdasarkan data dari BI hingga akhir Februari total kredit investasi mencapai Rp25.324.893.000.000, jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18.748.068.000.000.

Putra mengatakan meskipun secara nominal masih tergolong rendah namun untuk pertumbuhannya paling tinggi dibandingkan jenis kredit yang lain yaitu konsumsi dan modal kerja.

“Pertumbuhan ini menyimpulkan bahwa sekarang banyak bank umum maupun BPR yang mendukung investasi sehingga diharapkan bisa berpengaruh baik bagi pertumbuhan ekonomi ke depannya,” jelasnya.

Mengenai dana yang masuk sebesar Rp87 triliun ke Indonesia, saat ini masih dalam bentuk investasi jangka pendek yaitu banyak dibelanjakan melalui saham dan obligasi.

“Jika kondisi perekonomian Indonesia membaik tidak menutup kemungkinan dana ini akan dipindah kepada penempatan investasi jangka panjang,” jelasnya.

Sebaliknya jika situasi dan kondisi perekonomian di Indonesia tidak mendukung maka uang tersebut akan kembali lagi atau keluar dari Indonesia.

Sementara itu untuk kredit lain yaitu konsumsi diungkapkan Putra saat ini tumbuh antara 15-16 persen, untuk menghindari terjadinya dampak negatif maka BI membatasi pertumbuhannya hanya mencapai 17 persen.

Jika tahun lalu pada Februari besaran kredit untuk konsumsi Rp56.564.345.000.000 pada periode sama tahun ini mencapai Rp63.421.965.000.000.

“Ini untuk mengerem karena kredit ini untuk konsumsi, beli motor, mobil, dan rumah, kami menghindari kemungkinan jika kredit ini tidak mampu dikembalikan,” jelasnya.

Apalagi sebagian besar konsumsi yang dibeli merupakan produk impor sehingga nilai impor bisa naik dan mengganggu kestabilan neraca perdagangan.

Jenis kredit lain yang juga mengalami pertumbuhan yaitu modal kerja, jika pada Februari tahun lalu besaran kredit yaitu Rp82.437.022.000.000 di tahun ini pada bulan yang sama mencapai Rp94.313.430.000.000.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *