ITB Kupas Tuntas Konsep Smart City

JAKARTA – Kota akan semakin besar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Hal itu juga mengakibatkan permasalahan yang timbul dalam sebuah kota semakin kompleks. Maka dibutuhkan konsep Smart City sebagai solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.

Membahas topik tersebut, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar International Conference on ICT for Smart Society 2014 (ICISS). Dalam kesempatan tersebut, para peneliti, pemerintah, dan industri duduk bersama untuk membahas pengembangan konsep dan implementasi Smart City dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kehidupan perkotaan yang lebih baik.

Ketua Konferensi Suhono Harso Supangkat mengungkap, permasalahan kota di Indonesia akan semakin kompleks. Sedangkan sumber daya dan energi akan semakin terbatas.

“Sekarang kita perlu mencari solusi agar pembangunan kota bisa tetap berkelanjutan. Oleh karena itu, dibutuhkan implementasi Smart City sebagai solusi yang cergas, yaitu cerdas dan gegas,” tutur Suhono, seperti disitat dari situs ITB, Minggu (28/9/2014).

Menurut Suhono, pada dasarnya konsep Smart City adalah memanfaatkan TIK yang sesuai dengan kota masing-masing. Pengelolaan tersebut, lanjutnya, mencakup konsep mendeteksi, memahami, dan bertindak.

“Konsep Smart City bertumpu pada pemanfaatan TIK dalam pengelolaan kota yang sebenarnya berdasar pada konsep sensing (mendeteksi), understanding (memahami), dan acting (melakukan aksi). Pertanyaannya tinggal bagaimana memanfaatkan TIK tersebut agar cocok dengan kebutuhan kota masing-masing,” papar Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB itu.

Tak jauh berbeda, Ketua Koordinator Konferensi Dany Eka Saputra menyatakan, ada dua kendala utama dalam mengembangkan konsep Smart City di Indonesia. Kedua hal itu ialah dana dan sumber daya manusia (SDM).

“Pengembangan Smart City di Indonesia terkendala dua hal, yaitu biaya dan SDM untuk mengelolanya masih sedikit. Padahal hal ini dibutuhkan mengingat pengelolaan kota membutuhkan data yang cepat dan akurat agar para pemangku kebijakan bisa mengambil keputusan yang efektif dan efisien berdasarkan data tersebut,” urai Dany.

Dia berharap, dua hari mengikuti kegiatan dapat memperdalam pemahaman para peserta mengenai Smart City. Sehingga mereka bisa berkolaborasi untuk segera mewujudkan kota dengan konsep tersebut.

“Melalui konferensi ini, kami ingin bisa memberikan wawasan yang mendalam ke pihak-pihak yang terkait tentang apa itu Smart City. Kami juga berharap para peneliti bisa mempunyai jaringan yang lebih luas untuk bisa berkolaborasi bersama,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *