Pesona Silolona di Garis Losari

Akhir September lalu, Silolona dan Si Datu Bua singgah di Makassar dan bersandar di Losari. Patti memenuhi permintaan sahabatnya, Daeng Serang Dakko—maestro gendang. Dua kapal pinisi ini berdempetan, menjadi ruang pertunjukan sang maestro dan anak-anak asuhnya dari Sanggar Alam Serang Dakko, yang tahun ini genap berusia 25 tahun.

Sejak pagi, para tamu dijemput dengan sekoci atau boat dari Dermaga Direktorat Polisi Perairan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan-Barat, di Jalan Ujung Pandang, Makassar. Sekoci berkapasitas sepuluh orang ini berlayar menuju Silolona dan Si Datu Bua, yang berjarak sekitar 300 meter dari dermaga.

Salah satu tamu yang hadir adalah Andi Maddusila Andi Idjo Patta Nyonri Sultan Alauddin II Karaeng Katangka, Raja Gowa ke-37. Menurut Maddusila, Patti adalah salah satu orang asing pemerhati Sulawesi Selatan. Menggunakan kapal pinisi sebagai kapas pesiar adalah satu bentuk perhatiannya terhadap kelangsungan budaya, sekaligus melestarikannya.

Siang itu, suasana Losari terasa berbeda. Ada dua kapal pinisi bersatu membentuk ruang pertunjukan beratap langit. Matahari tak terasa begitu garang, irama tabuhan gendang Daeng Serang seperti berpadu dengan angin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *