ISIS Klaim Pelaku Penembakan California Pengikut Mereka

ISIS mengklaim bahwa pasangan yang menewaskan 14 orang dalam penembakan massal di California merupakan pengikut kelompok mereka.

“Dua pengikut Negara Islam melancarkan serangan beberapa hari lalu di satu pusat di San Bernardino di California,” demikian siaran radio daring al-Bayan pada Sabtu (5/12) yang dikutip kantor berita Reuters.

Versi Inggris dari siaran itu disampaikan kemudian dengan menyebut pelaku penyerangan sebagai “prajurit” ISIS, bukan “pengikut” seperti yang disampaikan dalam siaran berbahasa Arab.

Siaran itu muncul sehari setelah Facebook mengonfirmasi bahwa komentar yang memuji ISIS ditulis di akun yang dibuat oleh seorang pelaku penembakan massal, Tashfeen Malik, dengan nama alias sekitar waktu penembakan.

Namun belum jelas apakah komentar itu dibuat oleh Malik atau seseorang yang bisa mengakses halaman Facebooknya.

Pada Rabu (2/12), seorang pria kelahiran Amerika Serikat, Syed Rizwan Farook (28), dan istrinya Tashfeen Malik (29) yang berasal dari Pakistan melepaskan tembakan dalam pesta liburan pegawai pemerintah di San Bernardino, sekitar 100 kilometer timur Los Angeles.

Pasangan yang meninggalkan bayi perempuan berusia enam bulan pada kerabat itu tewas dua jam kemudian dalam baku tembak dengan polisi anggota SWAT.

Para pejabat Biro Investigasi Federal (FBI) yang memimpin penyelidikan mengatakan pasangan itu kemungkinan terinspirasi kelompok garis keras asing, tapi tidak ada tanda mereka bekerja dengan mereka atau bahwa ISIS bahkan tahu siapa mereka.

Kerabat jauh Malik mengatakan dia dan ayahnya terlihat mengabaikan keluarga yang moderat dan menjadi lebih radikal selama tinggal di Arab Saudi.

Namun tim Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan belum menemukan bukti bahwa pasangan itu merupakan bagian dari kelompok terorganisir atau sel teroris yang lebih luas.

Beda Pandangan

Malik pindah dari Pakistan ke Arab Saudi bersama ayahnya ketika masih kecil dan kemudian kembali ke Pakistan untuk belajar farmasi di sebuah universitas di Multan dari tahun 2007 sampai 2012.

Kerabat jauhnya yang diwawancarai kantor berita Reuters di Karor Lal Esan, Provinsi Punjab, Pakistan, mengatakan dia dan ayahnya kelihatan berubah pandangan selama tinggal di Arab Saudi.

“Dari yang kami dengar, hidup mereka berbeda, pandangan mereka berbeda…ini sangat mengejutkan kami,” kata guru Hifza Bibi, saudara tiri ayah Malik.

Sementara di universitas di Multan, Malik dikenal sebagai mahasiswi yang baik dan tidak punya kecenderungan ekstrem dalam beragama menurut pejabat intelijen lokal.

Temannya pergi ke masjid di San Bernadino mengingat dia memancarkan kecantikan dan kebahagiaan ketika menerima ratusan tamu setelah pernikahannya dengan Farook dua tahun lalu.

Pengacara keluarga Farook pada Jumat membantah ada bukti bahwa suami atau istri itu punya pandangan ekstrem.

Mereka menggambarkan Malik sebagai “sangat konservatif” dan mengatakan bahwa Farook punya beberapa teman dan rekan kerjanya kadang mengolok-olok jenggotnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *