Gatot Nurmantyo: Pemersatu Masyarakat Maluku Adalah Kabaresi

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengunjungi Batalyon Infanteri (Yonif) 731/Kabaresi Seram Bagian Barat Maluku, Jumat (1/1/2016).

Di sela kunjunganya Panglima TNI menyampaikan, bahwa pada saat tugas ke Papua tahun 96-97, tidak dapat pulang ke Batalyon. Tidak tahu apa penyebabnya, tetapi komandan kapal bilang, tidak dapat melihat tulehu, selama tiga hari hanya muter.

“Di hari keempat saya terbang dari Timika ke ambon naik speedboat baru bergabung ke kapal. Gak tahu karena apa, tiba-tiba kapal baru bisa. Selama 3 hari dia terkatung-katung. Mungkin saya harus pulang ke Kabaresi”, kata Panglima TNI.

Sehingga karena kejadian tersebut, merupakan pesan. Ketika menjadi Pangkostrad saya kembali ke sini. Jadi Kasad saya kembali ke sini, kamu minta kolam renang, kemudian saya menjadi Panglima TNI kembali ke sini lagi untuk mengecek.

“Sudah jadi (kolam renangnya) tapi belum terisi air, karena listriknya belum kuat. Dan saya melihat bahwa Kabaresi yang muda lebih hebat daripada yang tua”, tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang mantan Danyon di Kabaresi.

Panglima TNI juga melanjutkan ceritanya, nomor satu pemersatu masyarakat Maluku adalah kabaresi, karena Kabaresi selalu datang kepada masyarakat tanpa membawa senjata. Cukup bawa kain merah masuk ke tengah-tengah, berhenti mereka.

“Untuk itu saya bangga dengan kalian semuanya. Pertahankan bahwa Kabaresi adalah satuan yang siap ditugaskan dimana saja dan pantang pulang dengan keberhasilan,” kata Panglima TNI.

Diakhir sambutannya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengucapkan kepada keluarga besar ada anggota-anggota saya yang sudah tua-tua, sudah pensiun dan sudah pikun. Ada ibu-ibunya yang dulu cantik, dulu pemain voli sekarang sudah tua. “Bahkan mungkin ada anak anggota saya yang anaknya juga jadi Kabaresi,” Pungkasnya.

Sementara itu menurut salah satu anggota Batalyon Serka Lamaluhi menyampaikan bahwa, waktu beliau (Panglima TNI) menjadi Komandan Batalyon, beliau bukan saja sebagai komandan tetapi dapat juga merasakan apa yang pasukan rasakan. Ketika beliau masih di Batalyon, salah satu Danyon yang pada saat penyambutan masa tradisi berlari sekitar 10 Km dan sampai masuk ke Komando Batalyon sampai kita berangkat ke Irian tahun 1997, beliau juga bersama kita dan ikut patroli yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh Danyon lain.

“Saya merasa bangga mantan Danyon disini sudah menjadi Panglima TNI. Kita sangat terharu sekali dan bangga. Mungkin Batalyon yang terpencil di Pulau Seram tapi bisa mencetak satu prestasi yang sebelumnya menjadi Pangkostrad, Kasad kemudian menjadi Panglima TNI. Ini kebanggaan kami sebagai mantan anggota Kabaresi”, tandas Serka Lamaluhi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed