Perancang Berlomba Hadirkan Inovasi dalam Berdesain

Perancang Berlomba Hadirkan Inovasi dalam BerdesainPerancang Indonesia mengaku masih kesulitan dalam memasarkan desain produk fesyennya, sehingga perlu menjalin kerjasama dengan perusahaan garmen besar. Namun upaya menggaet dukungan dari perusahaan tersebut tidak mudah, oleh karena itu banyak perancang yang saling berlomba menghadirkan inovasi dalam desainnya masing-masing.

Jenahara Nasution, salah seorang perancang Indonesia mengatakan dengan dukungan perusahaan garmen atau manufaktur fesyen tersebut barulah sang perancang bisa menciptakan inovasi yang berkelanjutan. Nantinya, urusan pemasaran dan penjualan produk fesyen hasil rancangannya akan dikerjakan oleh perusahaan mitra tersebut.

Tetapi, ternyata itu bukan lah hal mudah untuk dilakukan. Bahkan, kegiatan pencarian mitra perusahaan menjadi salah satu hambatan para perancang untuk berkembang.

“Itu hal yang sulit loh untuk mendapatkan channel di Indonesia ini. Terus terang aja susah. Karena selama ini kita mainnya sendiri-sendiri,” kata Jenahara, di sela Indonesia Fashion Week (IFW) 2016, kemarin.

Lebih lanjut, perempuan yang kerap disapa Jena menjelaskan bahwa sebenarnya di Indonesia ada banyak manufaktur atau perusahaan garmen. Hanya saja selama ini mereka tidak terbiasa membuka kerjasama dengan perancang-perancang baru. Padahal, menurutnya kalau industri fesyen nasional mau maju, maka seluruh pihak pun harus saling mendukung satu sama lain.

Paris dan London

Praktik kerjasama antara perusahaan garmen dengan perancang-perancang berbakat sudah lama diimplementasikan di Paris dan London yang merupakan kiblat fesyen dunia.

“Karena kalau hanya salah satu saja, pada akhirnya tidak akan ada kontribusi yang besar dan tidak ada perubahan,” kata Jena.

Maka dari itu, menurutnya, para perancang Indonesia harus berusaha untuk mendapatkan cara terbaik mendapatkan channel-nya sendiri dengan strategi masing-masing.

Jena yang merupakan anak dari perancang kawakan Ida Royani pun telah memilih jalannya untuk berkolaborasi dengan salah satu perusahaan garmen terbesar di Indonesia, Delami untuk brand et cetera. Ia digandeng et cetera untuk koleksi terbaru mereka saat menjelang bulan Ramadhan mendatang.

Tak hanya Jena, ada pula desainer Hannie Hatanto dan Restu Anggraini yang turut memilih kolaborasi sebagai jalannya mendapatkan channel. Namun, berbeda dengan Jena, Hannie dan Restu bukan bergabung dengan et cetera, melainkan dengan The Executive, yang juga dalam satu grup Delami.

Brand Manager The Executive Rida Zulkadarati menyatakan, melalui kerjasama dengan perusahaan garmen maka setiap perancang memiliki eksklusivitas serta diuntungkan dari sisi penjualan karena jaringan toko fesyen milik mitra perusahaannya yang luas. Sehingga, mereka bisa menampilkan karyanya mulai dari toko utama sampai sekunder, yang mana sebelumnya belum dapat dijangkau sendiri oleh para perancang.

“Kami harus mencari sisi freshness karena pelanggan kami selalu mencari hal baru. Jadi kami cari excitement-nya dari para perancang itu,” ujar Rita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *