Sekda DKI Bantah Kedatangannya ke Masjid Luar Batang Bawa SP1

Sekda DKI Bantah Kedatangannya ke Masjid Luar Batang Bawa SP1Sekda DKI Jakarta Saefullah, mengungkapkan kedatangan dirinya pada Senin (2/5) malam ke Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, bertujuan untuk bersilaturahmi dengan warga dan jamaah masjid bersejarah tersebut. Tak hanya itu, kedatangannya tersebut juga sebagai upaya membantu memperbaiki pelayanan di Masjid Luar Batang.

Salah satu caranya, sambung Saefullah, yaitu dengan membagikan pakaian untuk para marbot di Masjid Luar Batang. Mantan Walikota Jakarta Pusat itu menginginkan, pelayanan dan para marbot di masjid tersebut seperti di masjid-masjid besar.

“Jadi semalam saya datang tujuannya untuk membantu merapikan pelayanan masjid. Selain itu, saya mau ukur baju untuk para marbot supaya mereka pakai seragam seperti di masjid-masjid besar, seperti di Masjidil Haram,” ujar Saefullah.

Soal adanya kabar pengusiran, Saefullah menjelaskan, memang awalnya saat dirinya akan ke Masjid Luar Batang untuk mengukur baju para marbot, oleh Walikota Jakarta Utara dan Camat Penjaringan kemudian lokasi pertemuannya dipindahkan di kantor kecamatan. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar satu jam. Usai bertemu walikota dan camat, lanjut Saefullah, kemudian dirinya bertemu dengan sejumlah tokoh Masjid Luar Batang yang menyampaikan aspirasi.

“Setelah itu, kemudian saya ke Masjid Luar Batang untuk shalat Isya,” ucap Saefullah.

Usai shalat, dirinya kemudian masuk ke kantor pngurus masjid dan berbincang-bincang. Menurut Saefullah, para pengurus masjid menyampaikan bahwa marbot yang bertugas belum bisa melakukan pengukuran baju untuk seragam dan akan dikondisikan di lain waktu.

Saat tengah berbincang itu, warga yang berkumpul semakin banyak. Tak lama kemudian, Saefullah mendapat laporan ada yang melempar isu bahwa kedatangannya tersebut membawa surat peringatan pertama (SP1) yang bertujuan untuk melakukan penertiban.

“Jadi pada saat malam itu para warga berkumpul di halaman masjid, mungkin ada yang memprovokasi bahwa ada SP 1 yang sudah ditandatangan oleh gubernur, walikota dan Satpol PP. Saya pikir, ini pasti palsu,” paparnya.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dan meredam emosi warga yang sudah emosi karena diprovokasi, Saefullah pun kemudian pamit. Dirinya pun menegaskan, tidak mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari warga. “Tidak ada pemukulan atau bentrok sama sekali. Saya pulang juga tenang-tenang saja,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Masjid Luar Batang Mansur Amin, Saefullah diusir dari Kampung Masjid Luar Batang lantaran dianggap hendak memprovokasi warga dan hampir menjadi korban amukan warga saat mengunjungi Masjid bersejarah tersebut, Senin (2/5) malam.

Menurut Mansur, kejadian itu berawal ketika kedatangan Saefullah tanpa diketahui pengurus masjid, RT, RW dan Tokoh Masyarakat Luar Batang. Menurut Mansur, kedatangan Saefullah setelah dirinya bersama pengurus masjid, ketua RT, RW dan tokoh masyarakat Luar Batang, usai melakukan rapat terkait penggusuran Masjid Luar Batang di Kantor Camat Penjaringan, Jakarta Utara.

Dalam pertemuan itu, Mansur mengklaim Sekda menegaskan Masjid Luar Batang tetap akan dilakukan penggusuran termasuk pembangunan plaza di sekitar masjid, serta akan dibangun jalan-jalan besar sebagai kesatuan dari Kota Tua sampai Luar Batang. Menurut Mansur, mendapat penjelasan itu warga yang ikut rapat geram. “Pengurus masjid, ketua-ketua RW, ketua-ketua RT dan tokoh masyarakat yang mendengarnya kaget dan protes serta menolak, seraya menyampaikan bahwa soal urusan hukum pihak warga tidak akan memberikan jawaban. Sebab soal hukum sudah dikuasakan kepada pihak Profesor Yusril,” kata Mansur.

Saat selesai rapat, Sekda menyampaikan keinginannya untuk meninjau Kampung Luar Batang dan ke Masjid Keramat Luar Batang untuk memberikan bantuan uang sebesar Rp 1 miliar dan seragam bagi marbot masjid. Namun keinginan itu ditolak pengurus masjid seraya menyarankan supaya Saefullah tidak usah datang ke Kampung Luar Batang dan juga ke Masjid mengingat waktu yang sudah malam dan kondisi kampung sedang tegang pasca penggusuran Aquarium, Pasar Ikan. Warga pun pun pergi meninggalkan Kecamatan Penjaringan dan melanjutkan pertemuan di rumah Ketua RW 02.

“Rupanya tanpa sepengetahuan pengurus masjid dan RT, RW serta tokoh masyarakat, Sekda nyelonong datang ke Kampung dan Masjid Luar Batang, di mana pada saat itu ketua masjid, RT, RW dan tokoh masyarakat sedang melakukan pertemuan lanjutan di rumah bapak ketua RW 02,” kata Mansur.

Warga yang melihat langsung bereaksi dan berupaya melakukan pengusiran terhadap ketua Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta itu, beserta rombongannya. Kemudian, warga mendapat laporan terjadi ketegangan akibat kedatangan rombongan Sekda, saat sampai di lokasi kondisi sudah memanas pengurus masjid dan RT, RW serta tokoh Masyarakat langsung mengamankan Sekda dan rombongannya agar terhindar dari amuk massa yang lebih buruk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed