Aki Jaja yang Tua yang Berkarya

Aki Jaja yang Tua yang BerkaryaNama lengkapnya Jaja Suparja (Djadja Supardja dalam Ejaan Lama pra 1972). Asli kelahiran Panyingkiran, 77 tahun silam. Sejak lahir sampai kini di masa tuanya, Aki Jaja tidak pernah meninggalkan tanah kelahirannya.

Ketika masih masih masuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Panyingkiran berstatus Dusun yang masuk Desa Parakannyasag, Kecamatan Indihiang. Sekarang masuk wilayah Kota Tasikmalaya, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang.

Usia boleh renta, dengan sejumlah anak, cucu dan buyut, Aki Jaja tetap produktif. Keahliannya adalah Kerajinan Tangan. Menganyam bisa, menggambar bisa, membuat ini itu dari kayu atau bambu bisa. Membuat janur pun mahir. Termasuk membuat taman.

Jika musim main layangan tiba, Aki Jaja pun membuat layangan. “Alhamdulillah, selain untuk mengisi waktu luang, cari kesibukan supaya tidak cepat pikun dan menjaga kesehatan, juga ikut melestarikan seni layangan. Selain itu, hasilnya pun lumayan untuk jajan buyut,” paparnya ketika ditemui dikediamannya, Minggu (2/7/17).

Layangan bikinan Aki Jaja cukup sohor. Pembelinya tak cuma perorangan, tapi juga warung-warung dari tempat lain. Kesohorannya menembus batas-batas Kelurahan Panyingkiran.

Harga layangannya pun terjangkau oleh kantong anak-anak lembur. “Yang besar untuk orang dewasa 2000 rupiah, yang kecil untuk anak-anak 1000 rupiah,” ucapnya sambil tangan trampilnya terus bekerja menggambari layangan.

Itulah Aki Jaja, usianya yang tua tidak menjadi penghalang untuk terus berkarya. “Selama masih sehat saya akan terus bekerja, melakukan apa saja yang saya bisa dan bermanfaat untuk sesama,” ujar Aki Jaja menyudahi obrolan dengan wartawan “Aksi”.

 

Yosie Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed