Ingsun Golput: E1 Asal Bukan Azis

Ingsun Golput: E1 Asal Bukan AzisPergerakan INGSUN GOLPUT (Golongan Bajunya Putih) mendeklarasikan penolakan terhadap majunya petahana Kota Cirebon Nasrudin Azis dalam pilkada kota Cirebon 2018 mendatang.

Kegiatan deklarasi dilakukan di Cafe Brana di kawasan Kesambi Kota Cirebon. Deklarator acara yang hadir diantaranya Hery Susanto, Nurdin M Noer, Nurhaidi, Haris Sudiana, Fitrah Malik, Fredrick Suhardi, Yudi Surahman, dan lainnya.

Azis klaimnya digadang oleh Koalisi Cirebon Maju (KCM) yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai PKS, Partai PKB dan Partai Demokrat.

Koordinator Pergerakan INGSUN GOLPUT Hery Susanto mengatakan bagaimanapun juga terbentuknya koalisi semacam itu harus berdasarkan pada komitmen nilai-nilai untuk memajukan Kota Cirebon.

Bukan untuk meneguhkan dukungan terhadap petahana di Kota Cirebon. Sebab Nasrudin Azis sebagai walikota Cirebon saat ini dinilai pihaknya jauh dari kondisi yang menunjukkan kemajuan bagi Kota Cirebon.

Jika pun saat ini Azis baru menyadari pentingnya sebuah langkah untuk maju bersama, tapi watak dan karakter kepemimpinan Azis selama ini jauh dari spirit untuk maju, kecuali hanya untuk kepentingan sendiri dan kelompok. Tentu ini paradoks dengan semangat koalisi Cirebon maju. “Koalisi Cirebon Maju Yes tapi Azis No,” tegas Hery Susanto.

Koalisi Cirebon Maju mestinya tidak bergantung terhadap figur Azis, sebab masih banyak figur alternatif lainnya. “Apalagi ada parpol dalam koalisi itu yang sedang proses penjaringan bacawali,” ungkap Hery Susanto.

Nurdin M Noer yang hadir dalam acara itu mengatakan bahwa rakyat Cirebon harus mencari figur alternatif selain Azis, jangan sampe terjadi koalisi Cirebon mundur. Koalisi KCM menurutnya tidak akan lama, justeru akan layu sebelum berkembang.

“Pasalnya parpol dalam koalisi itu jumlah kursi nya relatif sama kuat masing-masing mereka 3 kursi, pasti belum apa-apa sudah retak,” kata Haris Sudiana.

Nurhaidi menilai selama ini apa capaian pembangunan yang sudah berhasil dilakukan selama kepemimpinan Azis ini, tidak ada yang membanggakan, rapot merah untuknya.

Alasan penyebab penolakannya terhadap Nasrudin Azis dalam memimpin Kota Cirebon. Pertama, icon pro perubahan sentralnya ada pada Ano Sutrisno (Walikota Cirebon, alm) bukan Nasrudin Azis, sehingga kami meragukan kapasitas dan kemampuan Nasrudin Azis mampu pro perubahan; kedua, reposisi Nasrudin Azis menjadi Walikota Cirebon disinyalir membuat agenda yang berbeda dengan icon pro perubahan yang sebelumnya sesuai janji kampanye nya pada pilkada 2013; ketiga, sebagai Walikota Cirebon, menjadi rahasia umum bahwa peran Nasrudin Azis sebagai Walikota Cirebon tidak begitu menonjol kecuali pada fungsi one man show nya tanpa didampingi wakil walikota.

Alih-alih Nasrudin Azis beserta timsesnya banyak resistensi negatif terhadap agenda properubahan, terkini ada temuan BPK RI terkait kerugian negara sebesar Rp 21.62 M dalam kasus pelepasan tanah PD pembangunan Kota Cirebon; keempat, di banyak sudut, kinerja birokrasi Pemkot Cirebon di bawah Azis cenderung anti perubahan yang menghambat capaian kinerja.

“Bagaimana mau maju, lah wong dia selama ini maju sendirian kok, tidak ada wakil walikota nya hanya buat kegaduhan politik saja diantara mitra koalisinya,” Kata Hery Susanto.

Fitrah Malik mengatakan kami mendukung langkah INGSUN Golput Asal Dudu Azis ini, karena realitas di warga Azis sangat resistensi tinggi, dia tidak dapat tempat di hati rakyat, peluang menang kecil.

Kami lakukan deklarasi perlawanan dan penolakan terhadap figur one man show model petahana Kota Cirebon. “Jadi Azis sebagai petahana bukan jaminan akan dapat posisi dua periode, Pilkada DKI Jakarta itu indikator utama bahwa kekuasaan petahana bukan segalanya dalam meraih suara rakyat,” pungkas Hery Susanto.

 

Mangun Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *