Oktober, Bandung Masuki Awal Musim Hujan

Oktober, Bandung Masuki Awal Musim HujanSampai pertengahan Oktober 2017, cuaca ekstrim berupa hujan lebat dalam waktu yang singkat diperkirakan terjadi wilayah di Bandung dan sekitarnya. Cuaca ekstrem tersebut merupakan keadaan normal pada masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bandung mulai mengalami peningkatan curah hujan sejak 24 September 2017, yakni 12,9 milimeter per hari. Padahal, tiga hari sebelumnya tidak terjadi hujan. Berturut-turut hujan kemudian turun setiap hari, namun masih dengan curah hujan yang belum merata.

“Hujan 1 milimeter artinya ada air hujan jatuh dari langit sebanyak 1 liter di tiap luas tanah 1 meter persegi,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Tony Agus Wijaya di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat, 29 September 2017.

Menurut dia, intensitas hujan yang belum merata itu menunjukkan bahwa kondisi saat ini masih dalam masa pancaroba. Pada masa peralihan ke musim hujan, jumlah curah hujan juga masih kurang dari 50 milimeter per dasarian (10 hari), tetapi ada potensi hujan lebat dalam waktu yang singkat, yakni kurang dari satu jam.

“Hujan yang terjadi beberapa hari ini adalah normal, karena saat ini adalah masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di beberapa tempat dan tidak merata,” katanya.

Dari pengamatan hari hujan di Kota Bandung, dia menjelaskan, pada Juli 2017 terjadi hujan 12 hari. Agustus 2017 terjadi hujan 6 hari, sedangkan September 2017 terjadi hujan 10 hari, termasuk hujan pada 29 September 2017.

“Kota Bandung baru memasuki awal musim hujan di pertengahan Oktober 2017. Selama masa pancaroba, terdapat potensi cuaca ekstrim yaitu hujan yang lebat tetapi waktunya singkat sekitar satu jam, yang disertai angin kencang dan petir,” katanya.

Selama masa pancaroba, dia mengimbau agar masyarakat melakukan antisipasinya. “Bisa dengan membersihkan saluran air di lingkungan sekitar agar tidak terjadi genangan, atau dengan mengurangi cabang pohon yang terlalu rimbun,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed