NU Nilai Polisi Lalai Tangani Kasus FPI

NU: Polisi Lalai Tangani Kasus FPIWakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Jawa Barat, Kiagus Zaenal Mubarok, mengatakan polisi telah lalai dalam mengantisipasi silang sengkarut antar Front Pembela Islam dengan masyarakat Sunda di Purwakarta bahkan Jawa Barat.

Seharusnya, kata Kiagus yang akrab dipanggil Pak Deden itu, acara pelantikan FPI dan tablig akbar yang menghadirkan Rizieq Shihab tersebut, bisa dibatalkan. Sebab, perseteruan antar FPI dan masyarakat Sunda itu bukan perkara yang terjadi secara spontanitas, tetapi, sudah cukup panjang.

“Kalau menurut kami, sebaiknya, acara itu dibatalkan saja. Kenapa? Sebab menurut usul fikih, mencegah itu lebih baik ketimbang melaksanakan kebaikan,” ia menjelaskan alasannya saat dihubungi Tempo, Ahad petang, 20 Desember 2015.

Lagi pula persoalan antar FPI dengan masyarakat Sunda yang berpangkal dari plesetan salam Sunda Sampurasun menjadi Campur Racun oleh Rizieq saat berceramah dalam tablig akbar di Pasar Rebo Purwakarta beberapa waktu lalu, kini, sudah berada di ranah hukum.

Semestinya, polisi mengambil tindakan dengan meminta para pihak untuk saling menahan diri. “Terutama kepada pihak FPI. Suruh mereka melakukan cooling down,” Pak Deden mengimbuhkan. Ia juga mengingatkan bahwa perkara Sampurasun diplesetkan jadi Campur Racun, bukan persoalan agama. “Itu hanya persoalan budaya antara Sunda dan Arab.”

Rencana kedatangan Rizieq ke Purwakarta dalam dua agendanya pada Sabtu malam, 19 Desember 2015, sebetulnya sudah ditolak oleh Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat sebelum agenda itu berlangsung.

Mereka akan melakukan penghadangan Rizieq di segala penjuru. “Kami tak sudi jika Rizieq menginjakkan kakinya di Purwakarta. Karena dia telah melecehkan dan merendahkan martabat budaya Sunda,” Farid Farhan, koordinator Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat, menegaskan sikapnya.

Peringatan keras tersebut tampaknya tak digubris oleh pihak FPI dan Rizieq. Polres Purwakarta juga meloloskan kedatangan Rizieq buat melantik kepengurusan FPI dan berceramah dalam tablig akbar. Akibatnya, pada Jumat petang terjadi bentrokan antara massa yang menghadang kedatangan Rizieq dan massa FPI yang mengawal kedatangannya.

Bentrokan terjadi di depan gerbang komplek perumahan Griya Asri jalan Veteran Kelurahan Ciseureuh. Ratusan massa FPI dengan seragam jubah putih, tutup kepala dan serban serba putih itu, dihadang masa “Anti-Rizieq.”

Entah siapa yang memulai, yang jelas tiga warga penghadang digebugi massa FPI hingga babak belur dan sepeda motor yang digunakan massa “Anti-Rizieq” dirusak. Beruntung peristiwa tersebut segera dilerai anggota Dalmas Polres Purwakarta yang datang ke lokasi kejadian.

Massa FPI yang diduga berasal dari Bogor, Bekasi dan Karawang itu, meneruskan longmarchnya dengan sepeda motor dan lainnya berjalan kaki sambil membawa pentungan menuju lokasi ceramah di jalan Ipik Gandamanah. Tetapi, sesampainya di markas Polres yang terletak di jalan Veteran, mereka langsung digiring masuk ke markas polres.

Kepala Polres Purwakarta, Ajun Komisaris Besar Truno Yudo Wisnu Andoko, tetap memberikan ijin Rizieq melantik dan berceramah dalam acara tablig akbar. Ada pun ratusan anggota FPI yang diamankan di markas Polres kemudian digiring menuju lokasi ceramah setelah pihak kepolisian berhasil melakukan negosiasi dengan sejumlah koordinator massa “Anti-Rizieq” yang sebelumnya melakukan penghadangan di depan lokasi parkir perusahan bus Damri yang berjarak 300 meter dari markas polres.

Hingga berita ini dikirimkan, Tempo belum berhasil memperoleh konfrimasi Truno ihwal peristiwa bentrok dan penangan pasca bentrok antara massa FPI dengan Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat. Telepon genggamnya tak diangkat saat dihubungi dan pesan pendek yang dikirmkan pun tak diresponnya.

Hal sama juga terjadi saat Tempo akan meminta konfirmasi kepada pentolan FPI dan ketua majelis taklim Manhajus Sholihin, Syahid djoban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed