Restorasi Sungai Cikapayang, Kado Ridwan Kamil buat Bandung

Restorasi Sungai Cikapayang, Kado Ridwan Kamil buat BandungWali Kota Bandung Ridwan Kamil memberikan kado tahun baru untuk warga Kota Bandung. Kado tersebut berupa ruang publik Restorasi Sungai Cikapayang.

Pada saat acara peresmian ruang publik baru tersebut, Kamis, 31 Desember 2015, orang nomor satu di Kota Bandung ini bersama istrinya, Attalia, sempat mencelupkan kakinya ke dalam sebagian sungai yang didesain lebih dangkal agar orang bebas berinteraksi dengan air tanpa takut tenggelam. Dengan bertelanjang kaki dia berjalan-jalan di sungai tersebut. “Enakeun euy, sini cobain,”kata Ridwan Kamil, Kamis sore, 31 Desember 2015.

Ridwan Kamil pun memuji kontraktor PT Era Tata Buana yang mengerjakan proyek ruang publik tersebut. Menurut dia, dari sekian banyak proyek pembangunan dan renovasi taman, Restorasi Sungai Cikapayang adalah yang paling sempurna.

“Dari sekian banyak proyek yang saya lihat, ini paling baik pengerjaannya. Lahir batin saya puas. Pekerjaannya seperti menanam batu bagus sekali. Saya kasih hadiah istimewa berupa peci. Jarang-jarang ada kontraktor yang saya kasih peci,” ujarnya.

Ridwan Kamil berharap ruang publik Restorasi Sungai Cikapayang menjadi contoh dalam membangun taman ataupun infrastruktur publik lainnya. “Standar minimal harus seperti restorasi sungai cikapayang. Dinas Binamarga dan Pengairan (DBMP) tolong pakai lagi kontraktor ini lagi,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Binamarga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnaen menambahkan, ruang publik sepanjang 200 meter persegi tersebut dikerjakan dalam waktu 45 hari kerja dan menghabiskan dana Rp 5,2 miliar. “Sebelah utara Balai Kota saluran air dan bagian selatan pedestrian dengan bahan batu granit,” tuturnya.

Pria yang akrab disapa Zul ini memastikan air yang mengalir di sungai Cikapayang dan melintas di ruang publik tersebut dipastikan bersih karena sudah disaring menggunakan mesin pengolah air single chemical. Meski demikian, pada saat diresmikan air memang terlihat bersih namun belum jernih.

“Mesin itu menjaga air biar tidak kotor. Setahun sekali diperiksa. Ini baru pertama kali di Bandung jadi perlu ada beberapa menyempurnaan,” katanya.

Keberadaan ruang publik Restorasi Sungai Cikapayang ini membuat kaget warga Bandung. Abu Syarif, 54 tahun contohnya. Dia tidak menyangka setelah sekira satu bulan lebih ditutupi seng hijau, sebagian taman Balai Kota Bandung tersebut menjelma menjadi ruang publik yang cantik. “Begitu dibuka sengnya saya kaget. Bagus sekali. Enakeun buat nangkring,” ujar Abu kepada Tempo.

Selain sungai dan taman bunga, 8 buah menhir alias menara batu yang berdiri di atas ruang publik tersebut juga diakuinya sebagai karya seni yang indah. “Batu-batu ini kesannya artistik banget,” tuturnya.

Dia berharap, warga Kota Bandung menjaga ruang publik baru tersebut dengan cara tidak membuang sampah sembarangan agar tidak seperti taman-taman lain yang kondisinya saat ini mulai rusak karena masifnya kunjungan. “Pemerintah sudah membangun, tapi masih banyak masyarakat yang tidak peduli,” ujarnya.

Karena posisinya di pinggir jalan protokol, Abu berharap Pemkot Bandung membuat garis kejut agar kendaraan tidak melaju terlalu kencang karena berbahaya untuk pengunjung. “Diperbanyak rambu-rambunya. Kabel-kabel juga dirapihin,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed