Sukses, Gelar Budaya Sunda Ala Imam Mudrika

Sukses, Gelar Budaya Sunda Ala Imam MudrikaDibuka pukul 19.00 dengan rajah yang dilantunkan oleh Abah Odoy, “Gelar Budaya Sunda Bersama Imam Mudrika” pada Sabtu (7/5) di Krakatau Room, Hotel Horison Bandung, berjalan sesuai rundown yang dibagikan kepada awak media.

Sebelum memasuki sesi suguhan lagu-lagu, Imam yang menjadi MC didampingi bintang Pop Sunda Rita Tila mengajak hadirin menyanyikan “Indonesia Raya”. “Sunda adalah bagian dari Indonesia, dan didalam kesatuan Indonesia ada Sunda,” ucap Imam, budayawan asal Bogor yang produktif menulis puisi dan lagu ini.

Dihadiri ratusan seniman Sunda dari berbagai cabang kesenian, dan diantaranya nampak inohong seperti Uu Rukmana, Yayat Hendayana, Abdullah Mustafa, dan Dose Hudaya, sederet bintang Pop Sunda melantunkan lagu-lagu hit mereka masing-masing.

Nining Meida melantunkan lagu fenomenal “Kalangkang”, Rita Tila melantunkan lagu “Teuteup Jeung Imut” dengan improvisasi yang manis dan menunjukan teknik vokal tinggi. Rika Rafika menyanyikan “Karedok Leunca”, dan Rya Fitria menyanyikan “Bogoh Kasaha”.

Gelar Budaya nan megah yang diorganisir oleh Gentra Marcapada Production ini – EO yang bermarkas di Kota Bogor – juga merupakan acara peluncuran album terbaru Imam Mudrika bertajuk “The Golden Hits Pop Sunda”.

Bebarapa lagu ditampilkan live oleh Imam Mudrika bersama Rita Tila dan grup Balakacombrang, diiringi bergantian oleh Yan Achiemsha Band dan Ega Robot Ethnic Percussion. Seperti lagu “Gentra Marcapada” (solo Imam Mudrika), “Mawar Bodas” (Imam Mudrika dengan Rita Tila, “Leungiteun” (Imam Mudrika dengan Balakacombrang), “Kunyuk Nu Lucu” (Imam Mudrika dengan Balakacombrang) dengan dukungan teatrikal oleh Teater Senapati, dan “Randa Bengsrat” (Imam Mudrika dengan Balakacombrang) yang menandai pungkasnya acara pada pukul 23.00 WIB.

“Lewat acara ini, selaku pemrakarsa, saya ingin memberikan penghormatan kepada para musisi Sunda yang telah menggoreskan tinta emas di dunia Pop Sunda, memberika penghormatan kepada karya sastra Sunda, dan penghormatan kepada berbagai genre kesenian Sunda. Saya berharap, sesuai dengan tema Tepung Lawung – Tilam Sono, acara ini menjadi perekat seniman dan budayawan Sunda. Saya menyanyikan lagu-lagu karya seniman lain, pertama sebagai bentuk penghargaan saya kepada sesama seniman, dan kedua sebagai bentuk silaturahmi melalui karya seni,” papar Imam kepada awak media.

YOSIE WIJAYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *