Eka Santosa Gulirkan Nilai Kebangsaan pada Siswa SMA

Eka Santosa Gulirkan Nilai-nilai Kebagsaan pada Siswa SMAKawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, yakni hutan buatan seluas 4,5 ha, yang kini melebat sejak ditanami era 2001 bersama masyarakat adat Jawa Barat, tampak bersuasana lain. Gerangannya, pada Jumat siang (22/9/2017) di Alam Santosa yang lokasi tepatnya di Pasir Impun Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, hadir puluhan siswa SMAN 9 Bandung.

Para siswa ini peserta Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) OSIS SMAN 9 Bandung. “Ada 48 peserta LKS, mereka dibimbing seniornya sekitar 10 pengurus OSIS. Ini lokasi yang tepat bagi mereka menempa diri, khususnya untuk kepemimpinan,” terang H Endang S selaku guru Pembina OSIS SMAN 9 Bandung.

Salah satu pemateri dari kegiatan yang berlangsung dua hari (22 – 24/9/2017), adalah Eka Santosa, Ketua Umum Gerakan Hejo. “Saya paparkan materi kebangsaan. Senanglah, saya bisa kontak langsung dengan representasi generasi muda. Banyak hal menyegarkan dari kegiatan ini. Visi kebangsaan versi mereka sebagai pelajar tentu berbeda. Ini yang harus kita padukan demi kebaikan kita bersama,” terang Eka sesaat usai memberikan pencerahan.

Pantauan redaksi, bahasan Eka Santosa hari itu berkisar, betapa penting kearifan masyarakat adat sebagai akar budaya bangsa dipelihara dan dikembangkan. “Identitas bangsa itu selain melalui Pancasila, ya kearifan lokal dari zamrud khatulistiwa. Tak lain itu dari nilai-nilai keberagaman suku bangsa. Bukan seperti sekarang, generasi muda seakan berguru ke Rambo dan Super Hero?!” paparnya dalam salah satu ujarannya.

Rasa Pahlawan Bangsa

Dalam paparannya, Eka mungungkap gejala maraknya pahlawan fantasi seperti Rambo dan Super Hero, terutama di generasi muda. Hal ini ia ungkapkan ketika menyindir betapa suburnya patung dari pahlawan fantasi karya bangsa lain, menghias sejumlah taman di kota Bandung. “Mana itu patung Patimura, Ibu Dewi Sarika, Soekarno, Tjut Nya Dien, dan patung pahlawan nasional lainnya di taman-taman kita?”

Tak pelak, ujaran Eka yang mengupas cukup mendalam, serta melebar ke kondisi kekinian di aspek ideologis, politik secara popular namun bersifat esensial, mampu mengundang gelak tawa para peserta dan para guru pembimbing. “Pendidikan politik seperti ini yang siswa kami butuhkan. Mereka tidak melihat esensi politik serta penerapannya, dari kacamata kuda,” komentar salah satu guru penyelenggara kegiatan ini.

“Uraian dari Pak Eka Santosa di antaranya menyarankan agar kita tidak otoriter, melainkan partisipatif dalam membina demokrasi di negeri kita. Ini kami catat benar sebagai bekal bernegara dan berbangsa,” kata Erlangga Bayu, sebagai peserta yang masih duduk di kelas Xll.

Intinya, materi kebangsaan yang diperoleh siswa pada hari itu, diapresiasi Kepala Sekolahnya Agus Setia Mulyadi. “Sengaja siswa ini kami bawa ke hutan buatan Alam Santosa. Biasanya pelatihan seperti ini di dalam gedung, sekarang di Alam Santosa yang serba hijau. Pasti ini, bermakna bagi mereka. Paparan Kang Eka (sapaan Eka Santosa) bagi anak didik kami, gulirannya sangat mengena,” tutup Agus yang diiyakan rekan guru di sekolahnya Iwan Hermawan. (HS/SA/GUN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed