China Pilih Tutup TikTok di AS Ketimbang Dijual

China Pilih Tutup TikTok di AS Ketimbang DijualPemerintah China menentang penjualan paksa operasional TikTok di Amerika Serikat, dan lebih memilih supaya aplikasi itu menutup kegiatannya di Negeri Paman Sam.

Penyataan ini muncul menjelang tenggat waktu pemblokiran TikTok di AS pada 15 September. Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, akan memblokir TikTok di negaranya pada tanggal tersebut apabila tak menjual aplikasi tersebut ke perusahaan asal AS.

Orang dalam pemerintah China yang mengetahui informasi ini mengatakan alasan di balik hal itu bersifat politis, yakni pemerintah China beranggapan penjualan TikTok akan tampak membuat Tiongkok terkesan lemah apabila menuruti paksaan AS.

Perusahaan pembuat TikTok, ByteDance, mengklarifikasi bahwa pemerintah China tidak pernah mengimbau untuk menutup TikTok di pasar Amerika Serikat.

Dari awal perintah eksekutif Trump terkait pelarangan TikTok, Instagram telah mengeluarkan fitur bernama Reels yang serupa dengan TikTok.

Oracle dan Microsoft menjadi perusahaan yang tertarik untuk membeli operasional TikTok di AS. CEO TikTok, Kevin Mayer bahkan mengundurkan diri akibat tekanan dari Trump.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, sempat mengatakan bahwa AS menyalahgunakan konsep keamanan nasional untuk menindas perusahaan asing.

Dilansir dari GSMArena, pemblokiran TikTok diawali dengan tudingan para pejabat AS bahwa TikTok adalah alat spionase pemerintah China. Diduga banyak data pengguna TikTok dibagikan ke China.

Dilansir dari CIO.com, TikTok sebelumnya telah menyatakan tidak akan pernah membagikan data penggunanya meski diminta oleh pemerintah China.

Pada 28 Agustus, daftar properti dan teknologi yang digunakan TikTok telah direvisi oleh pemerintah China sebelum TikTok AS diakuisisi oleh perusahaan AS. Hal ini untuk menghindari alat pembelajar algoritma TikTok jatuh ke tangan AS.

Di sisi lain, calon pembeli TikTok AS sedang mencari cara untuk membeli aset TikTok AS tanpa persetujuan dari Kementerian Perdagangan China yang tak ingin menyertakan alat algoritma dalam penjualan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *