Clinton-Trump Sambangi Pendukung Serukan Gunakan Hak PIlih

Clinton dan Trump Sambangi Pendukung Serukan Gunakan Hak PIlihKurang dari dua pekan menuju pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS), calon presien Hilary Clinton dan Donald Trump menyambangi para pendukungnya dan menyerukan mereka untuk segera menggunakan hak pilih.

Di AS, sejumlah warga sudah mulai mendatangi TPS sejak dua hari lalu kendati pilpres resmi baru akan dilakukan pada 8 November 2016 mendatang.

Opsi untuk memilih lebih awal tersebut dberikan bagi warga yang pada tanggal 8 November berhalangan hadir dan juga warga yang tinggal di luar negeri.

Saat menyambangi para pendukungnya di North Carolina, Hoillary ditemani Michelle Obama yang menyerukan warga untuk memilih sang mantan menteri luar negeri itu.

Dilansir Reuters, Jumat 28 Oktober 2016, Michelle Obama mengataka, Hillary adalah sosok yang tepat untuk memimpin AS. Pasalnya, kata Michelle, Hillary punya pengalaman yang sangat banyak, jauh lebih banyak ketimbang capres manapun dalam sejarah pilpres AS. “Dia lebih berpengalaman daripada Obama dan juga Bill (Clinton). Oleh karena itu, dia benar-benar siap untuk menjadi orang nomor satu di negara ini. Dia adalah sosok yang tepat dan kebetulan dia juga seorang wanita,” ujar Michelle dengan berapi-api kepada belasan ribu warga North Carolina.

Sementara Trump, di Ohio, kepada 7.000 pendukungnya, mengatakan untuk tak percaya hasil jajak pendapat yang selalu mengunggulkan rivalnya. Menurut dia, media massa telah berpihak pada Hillary.

Persaingan antara Hillary Clinton dan Donald Trump masih terus berlangsung. Hillary, dalam hasil sigi terbaru seperti dilaporkan Yahoo News, tetap memimpin lima poin atas rivalnya dari Partai Republik.

Saat ini, semua media massa di AS bisa dikatakan mengunggulkan Hillary sebagai pemenang. Hasil sigi dari berbagai lembaga sejak Juli 2016 itu konsisten menunjukkan mantan menlu AS tersebut selalu unggul atas Donald Trump.

Kendati demikian, hasil sigi lainnya dari lembaga PRRI (Institut Kajian Agama) menunjukkan bahwa enam dari 10 warga AS tak terwakili oleh para capres dari dua partai besar di AS, Hillary dari Demokrat dan Trump dari Republik.

Hal itu menunjukkan, sebenarnya di AS banyak juga warga yang tak suka pada Hillary, bukan hanya pada Trump. Mereka inilah yang dikahwatirkan akan memilih untuk menjadi golput yang bisa merugikan kubu Hillary.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed