Relawan Sekitaran Masjid Al-Jabbar Bantah Main Getok Tarif Parkir

Relawan Sekitaran Masjid Al-Jabbar Bantah Main Getok Tarif Parkir

Rupanya, sejak diresmikan pada 30 Desember 2022 lalu, keberadaan bangunan Masjid Al-Jabbar di Kecamatan Gedebage Kota Bandung yang sontak menjadi magnet kunjungan wisata religi, masih menyisakan aneka problema.

Salah satunya, dalam hal tata kelola parkir kendaraan.

“Setidaknya, ampai hari ini (8/7/2023 –red) kami nasibnya tak menentu. Kurang lebih 173 jukir (juru parkir) tersebar di dalam dan di luar masjid Al-Jabbar, sejak pengelolaannya diambil-alih oleh Primkop Kartika 06/18BS,” papar Yusuf Irawan Koordinator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) & Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) Cimincrang Kecamatan Gedebage Kota Bandung.

Pertemuan redaksi dengan Yusuf Irawan ini berlangsung di area Parkiran Bus C Masjid Al-Jabbar pada Sabtu malam (8/7/2023) yang dihadiri oleh rekan-rekannya yang tergabung dalam aktivitas PKL, UMKM, serta pengelolaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di antaranya tampak Sopian, Rohendi, Ahi, dan Yana Bule.




Lainnya, hadir secara khusus pada Sabtu malam itu tokoh masyarakat setempat yang sedang berkiprah sebagai Anggota DPRD Kota Bandung Asep Sudrajat. “Saya tentu malam ini, kembali ingin mendengar keluh kesah warga di ‘Gedebage Raya’. Intinya, sama-sama saya rasakan juga penderitaannya, sebab kan, saya tinggal di daerah ini. Makanya, mari kita cari solusi yang win-win solution,” ujarnya.

Ia menginginkan Pemprov Jabar dan DPRD Jabar harus serius, mencari solusi dengan eksekutif dan legislatif Kota Bandung. “Hilangkan, unsur ego sektoral, semua ini demi kemaslahatan warga di sekitar Masjis Al-Jabbar, dan pengunjungnya serta kita semua-lah,”
paparnya.

Masih kata Yusuf Irawan pada Sabtu malam itu, dirinya dan rekan-rekannya membantah dari pemberitaan sebuah media online yang berbasis di Kota Bandung yang terbit per 8 Juli 2023.




“Pokoknya, tidak ada itu tariff parkir yang main getok untuk mini bus sekali masuk ke area Masjid Al-Jabbar Rp. 30 ribuan segala. Justru kami sedang mempertanyakan keberadaan gate (gerbang-red) yang dikelola Primkop Kartikaitu. Kabar beredar itu hasil Penunjukkan Langsung (PL–red.), lalu katanya pemenang tender atau LPSE? Namun, kenyataannya tak transparan. Kami ini warga biasa orang-orang kecil, mohon dibinalah, bukannya sepertinya mau disingkirkan. Ini kan, mana tanggung-jawab pemerintah baik Pemprov Jabar maupun Pemkot Bandung?” paparnya penuh tanya sambil menunjukkan sejumlah arsip surat berisi aneka keberatan termasuk solusinya, yang ditujukan ke berbagai instansi sejak peresmian Masjid Al-Jabar dilakukan pada akhir Desember 2022.

“Timbulnya dampak sosial-kemasyarakatan yang tak dituntaskan oleh para pihak terkait, menjadikan kami warga Gedebage Raya selalu jadi obyek dan bahan sasaran kambing hitam dari berbagai pihak. Bukan malah dicari solusi, melainkan kamiyang dasarnya relawan, malah diambangkan seperti sekarang ini. Contohnya, urusan perparkiran akan sampai kapan? Belum perihal PKL, dan lainnya, bagaimana peran para pemimpin ini, serba tak jelas dan tidak tegas?,” pungkas Yusuf Irawan yang diamini rekan-rekannya. (HS/Gun/SA)

Black Adam, Anti Hero yang Doyan Membantai

Tonton Juga Black Adam



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed